Ada tiga bentuk pemikiran, yakni pengertian (konsep), pernyataan (proposisi), dan penalaran (reasoning).
1. Pengertian (konsep)
Pengertian adalah sesuatu yang abstak dimana terbentuk bersamaan dengan observasi empiris. Ketika kita melihat gunung, langit, dan pohon maka akan terbentuk pengertian tersebut dalam pikiran. Jadi, aktivitas pikiran terjadi bersamaan dengan aktivitas indera.
Pengertian juga disampaikan dalam bentuk lambang, yaitu bahasa. Dalam bahasa lambang pengertian adalah term.
Pengertian tidak dapat berdiri sendiri karena harus didukung oleh rangkaian-rangkaian pengertian dan rangkaian pengertian tersebutlah yang disebut dengan pernyataan atau proposisi.
2. Pernyataan (proposisi)
Proposisi adalah suatu pernyataan dalam bentuk kalimat yang memiliki arti penuh dan utuh. Proposisi juga dapat dikatakan sebagai kalimat, sehingga proposisi terdapat dalam tiga unsur yaitu subyek, predikat, dan kata penghubung. Dimana predikat merupakan pengertian yang menerangkan, subyek adalah pengertian yang diterangkan, dan kata penghubung (kopula) mengakui atau memungkiri hubungan antara subyek dan predikat.
Proposisi dibagi menjadi dua yaitu,
a. Proposisi empiric atau proposisi dasar,
Proposisi empirik (empirical proposition) sering dianggap sama dengan proposisi a posteriori (a posteriori proposition). Propsisi empirik adalah proposisi yang didasarkan pada pengamatan dan pengalaman.
Contoh proposisi empiric nya:
Anjing hitam itu besarAnjing itu hitamAnjing hitam itu lucuLaut berwarna biru
b. Proposisi mutlak (necessary proposition)
Proposisi mutlak adalah proposisi yang jelas dengan sendirinya (self-evident) sehingga tidak perlu dibuktiin secara empiris.
Contoh proposisi mutlak:
Janda adalah wanita yang pernah kawinDudah adalah pra yang pernah kawinSegala sesuatu mempunyai sebabBagian lebih kecil dari yang dibagiDua garis sejajar tidak pernah bertemu
Berdasarkan hubungan subyek dan predikat, proposisi dibedakan atas proposisi hipotetik dan proposisi kategorik. Pada proposisi hipotetik, hubungan predikat dan subyek bergantung pada syarat. Pada proposisi hipotetik, hubungan predikat dan subyek bergantung pada syarat. Pada proposisi kategorik, hubungan predikat dan subyek tidak bersyarat.
3. Penalaran (proposisi)
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (observasi empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
Secara sederhana penalaran dapat didefinisikan sebagai proses pengambilang kesimpulan berdasarkan proposisi-proposisi yang mendahuluinya. Contoh:
Kertas 1 dibakar dan akan menjadi abu
Kertas 2 dibakar dan akan menjadi abu
Kertas 3 dibakar dan akan menjadi abu
dan seterusnya
Sehingga didapat kesimpulan: semua kertas yang dibakar akan menjadi abu
Konklusi dan Premis
Dari contoh tersebut dapat dikatakan bahwa penalaran ialah gerak pikiran dari proposisi1 dan seterusnya, hingga proposisi terakhir yang merupakan sebuah kesimpulan. Jadi, penalaran merupakan proses pikiran. Sebuah penalaran terdiri dari premis (antesedens) dan hasil kesimpulan disebut dengan konklusi (consequence).
Premis adalah apa yg dianggap benar sebagai landasan kesimpulan kemudian, dasar pemikiran, alasan, asumsi, kalimat atau proposisi yang dijadikan dasar penarikan kesimpulan didalam logika yang berisi term yang menjadi predikat kesimpulan. Premis dibedakan menjadi premis mayor dan premis minor. Dimana premis minor adalah premis yang berisi term yg menjadi predikat kesimpulan, sedangkan premis minor adalah premis yang berisi term yang akan menjadi subjek sebuah kesimpulan. Sehingga akan menjadi sebuah silogisme dua premis (mayor dan minor) yang mewujudkan anteseden.
1 komentar :
mantaps salam hangat dari FISIP unila
Posting Komentar
Give hug to kuroi =.=v