Jumat, 13 November 2009

Dunia Indah dengan Kumpulan Huruf dan Angka

“Yuki, ke warnet yuk ?” ucap Zahra seketika.
“Warnet ? Itu apa ?” balas saya sambil mengerutkan alis menandakan kebingungan karena tidak mengerti apa yang disampaikan.
“Ih bodoh, di jaman secanggih ini kamu tidak tahu warnet ?” balas Lina, teman sebangku saya.

Yah saya masih duduk dibangku SMP kelas 2 dan masih tidak mengenal internet dan segala macam tentang cyber-world. Dan saya pun berpikir bahwa internet hanya untuk orang-orang yang bekerja disuatu gedung dengan wajah serius yang menghadapkan wajahnya ke layar monitor. Dengan menggunakan pakaian rapih, berdasi dengan setelan baju yang harganya juga tidak murah, menggunakan jas dan menenteng sebuah komputer kecil yang istilahnya adalah laptop. Berjalan gagah ke dalam gedung-gedung bertingkat yang di dalam gedung tersebut terdapat mesin pendingin ruangan, itulah jalan pikiran saya.

Saya pun masih mengerutkan alis, dan dengan tanggap Tyas berkata, “Nanti saya beritahu kamu apa yang dinamakan warnet, sekarang kamu ikut saja dulu” sambil tersenyum kecil dan sedikit geli karena kebodohan saya yang tidak mengenal kata warnet.
Tibalah kami disalah satu rumah, tidak kumuh dan tidak mewah. Hanya terdapat banyak komputer yang berjajar rapi dengan nomor disetiap tempatnya. Dan berisikan orang yang sedang seru memandangi layar kaca monitor itu. Tanpa pikir panjang saya pun melangkah masuk mengikuti langkah dari teman-teman saya, sehingga kami dihadapkan sebuah monitor, keyboard, mouse dan lengkap dengan CPU disampingnya. Sebuah kotak di layar monitor itu menanyakan ID dan password kami, tanpa pikir panjang Tyas pun mengetikkan ID dan passwordnya. Saya pun sedikit bingung ketika mereka dengan lafalnya mengetikkan apa yang diminta oleh komputer tersebut.
Sehingga akhirnya Tyas pun berkata, “Sudah tahukan apa yang dimaksud warnet?”
“Iyah, tapi kenapa kesini? bukannya kamu sudah memiliki komputer sendiri?” ucap saya masih kebingungan.
“Hahaha, Yuki anehnya keluar !”, celetuk Zahra sambil menyentrungi kepala saya
Saya pun tetap tidak mengerti hingga akhirnya Lina berkata, “Itu internet sayang .. “
Saya pun terdiam termenung..
Yah, saya pernah mendengar kalimat internet. Tetapi kenapa kita bermain-main dengan internet? Bukannya internet bukanlah tempat kita bermain? Bukannya internet merupakan sekumpulan tulisan dengan isi yang berhubungan dengan politik, perkembangan negara dan berita-berita lainnya? Bukannya itu cukup membosankan? Lalu kenapa orang-orang yang berada di warnet ini tetap serius memandangi layar monitornya?

Saya yang masih kebingungan itu pun bertanya, “Memangnya di internet ada apa saja? Bukannya itu hanya untuk orang-orang yang sudah bekerja saja?”
Tyas yang mendengarkan ocehan aneh saya pun mengerutkan alisnya,
“Aduh Yuki, makanya kamu jangan diam saja di dalam rumah membaca kumpulan komik-komik. Sekali-kali cobalah kamu bergaul dengan sekelilingmu, internet ini memiliki semuanya dari yang namanya komik atau yang biasanya disebut dengan manga dan ada juga animenya. Kamu bisa mencari info-info terbaru tentang anime kesukaan kamu, bisa juga berkenalan dengan orang baru, atau juga mencari info seputar pelajaran”, ucap Tyas.

Saya yang mendengar penjelasan dari Tyas pun hanya terkagum-kagum dan beranggapan betapa hebatnya teman saya ini. Sehingga akhirnya 3 tahun terlewati bersama dan kami pun berpisah melanjutkan ke sekolah menengah atas.

“Yuki, online yuk?” kata online dari Djawa, teman sekelas dan sebangku saya ini sudah terbiasa terdengar menggunakan kata online.
“Mau mencari apa memangnya djaw?” ucap saya.
“Iseng aja, sudah lama tidak online jadi ingin mencoba lagi. Wah, jangan bilang kamu tidak mengerti online?” ucap Djawa sambil tersenyum becanda.
“Pernah sih, hanya waktu kelas 2 SMP. Itu juga hanya melihatnya saja”, ucap saya menanggapi ucapan Djawa dengan sedikit serius.
“Yaudah, makanya kita online. Malu donk, jaman secanggih ini tapi tidak bisa online, tidak mengerti dunia teknologi. Apalagi kita sekolah di SMA negeri?” sedikit kalimat dari Djawa yang membuat saya tertantang.
“Okey”, satu jawaban singkat dari saya. Sehingga sesudah pulang sekolah pun kami berjalan pulang menuju sebuah warnet.

Hm.. sudah lama sekali saya tidak ke warnet, apa yang saya lakukan nanti? Apakah saya bisa menggunakan komputernya dengan baik? Apakah saya akan terlihat bodoh di depan komputer itu? Begitulah pikirku ketika melihat sekumpulan komputer itu.
“Yuki, kamu di komputer sebelah saya yah?” kalimat singkat dari Djawa yang sedikit membuat saya terkaget.
“Oh iyah..” ucap saya dengan sedikit bingung.
Seketika saja, badan menjadi kaku dan sedikit grogi. Saya pun menekan tombol-tombol keyboard yang memang sudah saya hafal tempat-tempatnya.

“Okey, login pertama berhasil” ucap saya seketika.
Lalu saya mau apa? mendadak pikiran itu bergelut di otak saya.
“Haduh, ini mau buka apa?” kalimat ini pun selalu berbisik-bisik di pikiran saya. Sehingga saya memutuskan melirik ke tempat komputer teman saya.

“www.google.com.. itu apa djaw?” ucap saya seketika.
“Situs searching” kata Djawa yang sedikit cuek karena sudah seru dengan komputernya.

Wow, searching. Berarti saya bisa mendapatkan tokoh-tokoh anime melalui situs itu. Begitulah pikirku. Sehingga saya pun seru dengan situs search engine tersebut.

Setelah kejadian itu, entah kenapa saya pun menjadi kecanduan untuk menggunakan internet. Segala macam saya jelajahi, tetapi masih belum masuk katagori untuk mendownload atau pun membuat sebuah kode-kode yang berfungsi di internet.
Sehingga kecanduannya, saya sering menggunakan waktu sekolah saya hanya untuk pergi ke warnet. Tak heran nilai-nilai saya pun jatuh, ditambah lagi ketidak sukaan saya dengan mata pelajaran di sekolah saya.
Yang saya pikirkan adalah, sesudah SMA saya akan melanjutkan ke jurusan ilmu teknologi.

Sampai akhirnya, saya ditegur oleh guru fisika. Yah, saya memang jarang masuk pelajaran beliau, karena kondisi kelas yang tidak mendukung ditambah lagi dengan raut muka dari beliau yang membuat saya takut untuk mengikuti pelajarannya. Apalagi saya selalu di her untuk mata pelajaran fisika.
“Yuki, kamu mau masuk jurusan apa?” tiba-tiba guru fisika saya bertanya setelah saya mengerjakan soal di depan dengan susah payahnya.
“Jurusan komputer bu”, dengan raut muka yang sedikit takut.
“Jurusan komputer? Jurusan komputer harus memiliki nilai fisika dan hitungan yang baik. Kalau tidak kamu tidak akan bisa masuk dan sukses di dalam jurusan itu”, kalimat singkat yang cukup bisa membuat saya jatuh terkapar-kapar. Membuat nyali saya menciut dan sedikit ragu.

Sepulang dari kegiatan sekolah saya, saya pun sedikit sok karena kalimat dari beliau. Saya pun segera beralih tujuan ke arah design grafis, yang jauh lebih mengandalkan seni daripada memutar otak.
Setelah lulus dari SMA, saya memutuskan untuk mengikuti ujian di universitas negeri di Bandung, namun karena tidak mendapatkan restu Kakak saya. Saya pun mengurungkan niat melanjutkan belajar di jurusan design grafis, sehingga saya masuk jurusan Sistem Informasi di salah satu universitas swasta. Sedikit kecewa dengan kegagalan dalam tes SPMB, tidak mengurungkan niat saya belajar teknologi.

Saya pun menjadi kecanduan dengan internet, laptop, kode-kode dan segala program-program aneh yang berada di dunia maya tersebut. Tidak jarang saya menghabiskan waktu di rumah dan membolos mata kuliah hanya dikarenakan saya penasaran dengan apa yang saya lakukan dengan laptop saya.

Kata siapa nternet hanya tempat orang mencari jodoh dan orang kurang kerjaan? Bagi saya, internet merupakan media belajar yang sangat baik, segala ilmu terbuka di dalam internet. Tetapi, tergantung kemampuan brainware anda yang menampungnya, kalau tidak mampu anda hanya bisa menganggap itu sampah yang tidak berguna.

“Masih belum bisa.. “, itulah kalimat saya ketika dihadapkan kode dan Voo, laptop pemberian orang tua saya. 

Readmore »