Sabtu, 30 Oktober 2010

Telematika

Pengertian Telematika
Kata telematika berasal dari bahasa Perancis yaitu telematique. Istilah ini pertama kali digunakan pada tahun 1978 oleh Simon Nora dan Alain Minc dalam bukunya yang berjudul L’informatisation de la Societe. Kata Telematika berasal dari perpaduan:
• Tele = tele
• Ma = Multimedia
• Tika = Informatika

Mengacu terhadap pandangan penggunaan dalam masyarakat umum, telematika merupakan perpaduan atau pembauran antara teknologi informasi (teknologi komputer), teknologi telekomunikasi, termasuk siaran radio maupun televisi dan multimedia. Dalam perkembangannya, teknologi telematika ini telah menggunakan kecepatan dan jangkauan transmisi energi elektromagnetik, sehingga sejumlah besar informasi dapat ditransmisikan dengan jangkauan, menurut keperluan, sampai seluruh dunia, bahkan ke seluruh angkasa, serta terlaksana dalam sekejap. Kecepatan transmisi elektromagnetik adalah (hampir) 300.000 km/detik, sehingga langsung dikirim begitu sampai, memungkinkan orang berdialog langsung, atau komunikasi interaktif. Sehingga dapat disimpulkan bahwa telematika merupakan:
  1.  Telematika adalah sarana komunikasi jarak jauh melalui media elektromagnetik.
  2. Memiliki kemampuan menyalurkan sejumlah besar informasi dalam seketika, dengan jangkauan seluruh dunia, dan dalam berbagai cara, yaitu dengan perantaraan suara (telepon, musik), huruf, gambar dan data atau kombinasi-kombinasinya.
  3. Jasa telematika ada yang diselenggarakan untuk umum (online, internet), dan ada pula untuk keperluan kelompok tertentu atau dinas khusus (intranet).

Dilihat dari arti telematika sendiri, fungsi telematika tersebut merupakan:
  1. Sebagai sarana komunikasi untuk menyampaikan informasi.
  2. Sarana untuk bersosialisasi dalam kehidupan bermasyarakat.
Perkembangan Telematika
Perkembangan telematika dibagi menjadi dua periode, periode pra satelit dan masa satelit.
1. Pra Satelit
Radio dan Telepon
Pada masa ini berkembang komunikasi radio dan telepon sebelum tahun 1976.
Radio digunakan pertama kali di Indonesia dengan sebutan Radio Republik Indonesia (RRI), radio tersebut berguna untuk keperluan alat perjuangan di masa revolusi kemerdekaan tahun 1945. Sedangkan pada masa itu telepon tidak terlalu penting untuk digunakan sehingga anggaran pemerintah untuk membangun telekomunikasi pun masih kecil jumlahnya. Saat itu, telepon dikelola oleh PTT (Perusahaan Telepon dan Telegrap) sampai pergantian rezim dari orde lama ke orde baru di tahun 1965. RRI merupakan operator tunggal yang menyiarkan siaran radio Indonesia, setelah itu bermunculan radio-radio siaran swasta.
Pada tahun 1960-an merupakan masa yang suram untuk pertelekomunikasian Indonesia, para ahli teknologi masih menggunakan teknologi sederhana dan kuno. Pada saat itu, banyak Negara yang memberikan sumbangan dana untuk perkembangan telekomunikasi Indonesia, tetapi karena kondisi ekonomi dan politik di Indonesia semakin memburuk maka sebagian Negara besar menghentikan sumbangan dana tersebut sehingga hanya tersisa Negara Jerman yang terus setia memberikan sumbangan dana ke Indonesia hingga tahun 1967.
Pada tahun 1967 atau 1968 masa suram itu berakhir, banyak mengalir dana pinjaman ke Indonesia. Namun, pada masa ini pun perkembangan teknologi telekomunikasi Indonesia masih belum bisa berkembang dengan maksimal.

Televisi
Badan penyiaran TV lahir pada tahun 1962, yang berawal hanya untuk menyiarkan ASIAN Games. Lalu siaran percobaan pertama dilakukakan pada penyiaran upacara peringatan kemerdekaan RI. Siaran TV pertama diberi nama TVRI. Hingga tahun 1989, TVRI merupakan operator tunggal dibidang penyiaran televisi.

2. Masa Satelit
Pada masa ini muncul satelit-satelit yang berfungsi untuk mengembangkan telematika di Indonesia, mulai dari satelit domestik Palapa yang diluncurkan pada tanggal 16 agustus 1976, yang merupakan satu-satunya proyek teknologi yang mendapat tempat terhormat di gedung Parlemen.
Dampak yang timbul setelah adanya satelit Palapa adalah timbulnya perusahaan yang bergerak dalam produksi perlengkapan terkait, seperti RFC, LEN, PT. INTI. Berkembanglah pengguna handphone yang berdampak tumbuhnya usaha-usaha yang tidak hanya menyediakan layanan atau jejaring saja, melainkan juga membangun pabrik-pabrik dalam upaya pemenuhan kebutuhan akan kabel.
Beberapa hal yang diperhatikan:
  • Perkembangan teknologi tahun 1995-1996 itu berbeda sekali dengan di tahun 1990. ini terutama terjadi akibat konvergensi teknologi, sebagai fungsi dari berbagai jenis jasa berubah dan timbul jasa-jasa baru yang perlu diakomodasikan. Konvergensi teknologi bahkan memungkinkan teknologi dipadu dengan broadcasting, sehingga timbullah telematika, teleinformatika, teknologi informasi dan lain-lain yang menuntut kebijakan dan peraturan yang baru.
  • Perkembangan teknologi informasi dan broadcasting itu ternyata tidak hanya berpengaruh pada masalah politik, dalam artian berita, tetapi juga iklan yang sangat berpengaruh dalam dunia bisnis. Lebih jauh lagi dengan berkembangannya telebanking, telekumunikasi sebelumnya dilihat hanya sebagai public utility, kini berubah menjad bisnis opportunity.
  • Globalisasi ekonomi menciptakan suasana kompetisi yang semakin ketat. Ini menuntut penyelenggaraan telekomunikasi dengan kualitas layanan yang semakin tinggi.
Setelah satelit Palapa mengorbit, jangkauan telekomunikasi Indonesia bisa meliputi seluruh nusantara, dan bahkan ke luar wilayah nusantara. Satelit telekomunikas itu kemudian bisa dimanfaatkan bukan untuk telepon tetapi juga untuk berbagai macam keperluan lain seperti, pengiriman facsimile, telex, dan pengiriman berbagai informasi dalam bentuk lain termasuk broadcasting. Setelah perkembangan itu semua terwujud, masyarakat melihat pentingnya peranan telekomunikasi bagi kehidupan suatu bangsa.

Trend Telematika ke Depan
Ada lima kelompok industry yang berperan besar dalam perkembangan trend telematikan ke depan, diantaranya:
  1. Infrastruktur Telekomunikasi (biasanya resiko bisnis paling besar)
  2. Infrastruktur Internet (biasanya resiko bisnis sedang & rendah)
  3. Hosting service (biasanya resiko bisnis rendah)
  4. Transaction type service (biasanya resiko bisnis rendah)
  5. Content / knowledge producer (biasanya resiko bisnis rendah)

Ada dua arah utama yang terjadi di level aplikasi yang pertama ke arah jasa yang sifatnya transaksi (biasanya disini yang berputar adalah uang dan barang) yang ke dua lebih ke arah transaksi pengetahuan dan informasi. Karakteristik dari kedua arah tersebut akan berbeda.

Ada tiga hal utama yang akan menentukan kehidupan atau tingkat kompetisi maupun kontrol pemerintah di jenis usaha yang dipilih, tiga hal tersebut adalah:
• Tingkat resiko bisnis.
• Kontrol kualitas.
• Tanggung jawab sosial (menjamin proses cross subsidi).

Pada tingkat resiko bisnis yang rendah, sebaiknya pasar di bebaskan dari proses lisensi atau perijinan – kompetisi bebas diberlakukan konsekuensi-nya kontrol kualitas di lakukan sendiri oleh masyarakat; pemerintah dapat memfasilitasi transparansi kualitas entitas. Sebaliknya untuk tingkat resiko bisnis yang tinggi, proses perijinan atau lisensi yang di ikuti kontrol kualitas dari pemerintah. Yang perlu diperhatikan barangkali membuat semua proses menjadi transparan ke masyarakat banyak.

Adapun contoh industri dari masing-masing segmen beserta perkiraan tingkat resiko bisnisnya dapat dilihat pada contoh di bawah ini sebagai:

1. Infrastruktur Telekomunikasi (resiko tinggi).
• Jaringan tetap local
• Jaringan tetap sambungan langsung jarak jauh
• Jaringan tetap sambungan internasional
• Jaringan tetap tertutup
• Jaringan bergerak terrestrial
• Jaringan bergerak seluler
• Jaringan bergerak satelit.Interkoneksi antar jaringan (wajib).

2. Infrastruktur Internet.Warung Internet (resiko sangat rendah).
• Internet Service Provider (resiko sedang).
• Internet Network Provider (resiko sedang).
• Internet Telephony Service Provider (resiko sedang).
• Internet Exchange (wajib).

3. Hosting service.
• Webhosting (resiko rendah).
• FTP server (resiko rendah).
• Mail (resiko rendah).

4. Transaction type service.E-commerce B2C (resiko sedang).
• E-commerce B2B (resiko sedang).
• E-commerce C2C (resiko sedang).
• Portal (resiko sedang).

5. Content atau knowledge producer.
• Media online (resiko sedang).
• Digital library (resiko rendah).
• Pendidikan jarak jauh (resiko rendah).
• Production House (resiko sedang).
• Training center (resiko rendah).



Readmore »