Rabu, 30 Desember 2009

Pentingnya Sebuah Idealisme

Sering kali kita mendengar kalimat idealisme tanpa mengetahui apa arti makna di dalamnya dan tidak mengetahui betapa dibutuhkannya idealisme seseorang dalam kehidupan sehari-hari. Idealisme yang berasal dari kata ”ideal” dan ”isme” mengandung makna sebagai aliran ilmu filsafat yang menganggap pikiran atau cita-cita sebagai satu-satunya hal yang benar yang dapat dicamkan dan dipahami. Ideliasme sendiri dapat berupa suatu patokan atau aturan dalam kehidupan seseorang yang akhirnya akan mendapatkan nilai kesempurnaan, atau pun sebagai pandangan dalam menjalani kehidupannya dimana ada nilai benar dan salah. Jadi, bisa dikatakan fungsi dari idealisme itu sendiri adalah membuat aturan dalam memandang kehidupan di dalam diri masing-masing sehingga tidak terjebak ke dalam ruang lingkup yang tidak sesuai dengan aturan atau pandangan hidupnya.

Tanpa sebuah keidealisme dari seseorang dapat memicu banyaknya ketidak sesuaian dalam bermasyarakat, sehingga akan menimbulkan banyak tindakan kriminal atau pun yang melanggar norma kesusilaan. Sebagai contoh terjadinya korupsi di Indonesia, disebabkan ketidak adanya pola piker yang idealistis dengan lingkungan kerjanya. Dimana akan dihalalkannya semua tindakan yang berhubungan dengan karir atau pun pekerjaannya untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sehingga akan menyebabkan banyaknya tindakan pelanggaran yang merugikan individu lain.

Awal mula tidak adanya pikiran idealis tersebut ketika masih duduk di bangku sekolah dasar, dimana setiap tindakan kecurangan tidak dicegah atau pun ditegor dengan tindakan lebih lanjut sehingga akan menyebabkan siswi atau siswa merasa jera. Salah satunya adalah mencontek, kegiatan ini sudah sangat umum di lingkungan sekolah. Beranggapan itu adalah hal yang biasa, bukan merupakan hal yang luar biasa maka akan selalu digalangkan sistem mencontek hingga akhirnya mereka terjun ke dalam ruang lingkup kerja. Berasal dari hal yang kecil hingga akhirnya meluas menjadi hal yang besar yakni, korupsi.

Bukan hanya itu, polisi-polisi nakal yang bertugas mengatur lalu lintas tetapi malah memalak angkutan umum juga termasuk kelompok yang tidak memiliki pemikiran idealis. Seandainya mereka memiliki sifat idealis, maka mereka akan berada di dalam aturan yang berlaku bukan merugikan orang lain dengan memalak setiap angkutan umum tanpa melihat baik buruknya dari tindakannya.

Tetapi, ketika seorang individu memiliki pemikiran yang idealis akan kehidupan pribadinya dan terjun dalam ruang lingkup sosial, maka hal itu akan dianggap aneh. Yah.. karena miskinnya sifat idealis masyarakat sehingga mereka pun mengganggap hal yang seharusnya dijalankan menjadi aneh. Contohnya, tidak jauh dari ruang lingkup sekolah yang menjadi tempat belajar untuk masa depan semua masyarakat. Seorang siswa yang mencontek akan mendapatkan nilai yang jelas lebih besar daripada siswa yang tidak mencontek, maka guru dan siswa lainnya akan memuji nilai yang dihasilkan siswa yang mencontek sedangkan siswa yang memiliki nilai jelek jauh lebih diremehkan bahkan diacuhkan lantaran nilainya di bawah rata-rata. Mereka tidak melihat bagaimana proses siswa mendapatkan nilai, tetapi mereka hanya melihat hasil nilai dari siswa tersebut. Sehingga semua siswa bergotong royong menggalangkan sistem kerja sama yang seharusnya tidak dilakukan ketika proses ujian berlangsung yang mengakibatkan tidak tertanamnya benih sifat idealisme dari siswa sekolah dasar tersebut, padahal masa yang paling baik untuk memupuk sifat idealisme itu adalah ketika duduk di bangku sekolah dasar.

Apabila setiap individu memiliki sifat idealisme yang tinggi, maka kesimpangan-kesimpangan seperti itu dapat dihindari dengan menurunnya jumlah kriminalisasi di dalam negeri ini. Karena pada dasarnya negeri ini hanya miskin dengan sifat idealisme dalam diri seseorang, sehingga terjadi ketidak teraturan dalam kehidupannya.

Salah satu cara untuk memupuk sifat idealisme seseorang dapat dari bimbingan orang tua atau keluarga, dan yang paling penting adalah bimbingan di lingkungan sekolah. Karena sebagian besar waktu yang digunakan ketika masa kecil adalah ketika mereka di dalam lingkungan sekolah, peran guru sangat dibutuhkan dalam kegiatan ini. Setidaknya jangan biasakan siswa atau para pelajar mencontek karena pada mulanya tidak tertanamnya sifat idealisme tersebut dari kegiatan mencontek yang dominan mengandalkan kecurangan daripada kejujuran dan jerih payah diri sendiri. Sedangkan dalam ruang lingkup keluarga, dibiasakan dalam mendisiplinkan anak dari hal yang kecil hingga hal yang besar yang akhirnya akan membuat anak tersebut menjadi biasa dengan kedisiplinannya sehingga memiliki nilai-nilai benar dan salah dalam setiap kegiatannya.
Readmore »