Minggu, 18 April 2010

Hipotesis

Hipotesis merupakan suatu dugaan sementara terhadap masalah yang sedang diamati dalam usaha untuk memahaminya. Dikatakan dugaan sementara karena fakta atau kenyataan di lapangan mungkin mendukung atau membenarkannya, atau tidak membenarkannya sama sekali.

Fungsi hipotesis:

  • Hipotesis merupakan kebenaran sementara yang perlu diuji kebenarannya oleh karena itu hipotesis berfungsi sebagai kemungkinan untuk menguji kebenaran suatu teori.
  • Jika hipotesis sudah diuji dan dibuktikan kebenaranya, maka hipotesis tersebut menjadi suatu teori. Jadi sebuah hipotesis diturunkan dari suatu teori yang sudah ada, kemudian diuji kebenarannya dan pada akhirnya memunculkan teori baru.

Adapun fungsi hipotesis menurut Nasution:
• Untuk menguji kebenaran suatu teori,
• Memberikan gagasan baru untuk mengembangkan suatu teori dan
• Memperluas pengetahuan peneliti mengenai suatu gejala yang sedang dipelajari.

Ciri-ciri hipotesis yang baik menurut para pakar adalah:
o Masuk akal (reasonable)
o Menjelaskan hubungan antara variabel-variabel
o Dapat diuji
o Daya penjelas/eksplanasi yang rasional
o Konsisten dengan pengetahuan yang sudah ada
o Dinyatakan sederhana dan seringkas mungkin.

Adapun yang perlu dipertimbangkan dalam merumuskan hipotesis, diantaranya:
  • Harus mengekpresikan hubungan antara dua variabel atau lebih, maksudnya dalam merumuskan hipotesis seorang peneliti harus setidak-tidaknya mempunyai dua variable yang akan dikaji.
  • Kedua variable tersebut adalah variable bebas dan variable tergantung. Jika variabel lebih dari dua, maka biasanya satu variable tergantung dua variabel bebas.
  • Harus dinyatakan secara jelas dan tidak bermakna ganda, artinya rumusan hipotesis harus bersifat spesifik dan mengacu pada satu makna tidak boleh menimbulkan penafsiran lebih dari satu makna. Jika hipotesis dirumuskan secara umum, maka hipotesis tersebut tidak dapat diuji secara empiris.
  • Harus dapat diuji secara empiris, maksudnya ialah memungkinkan untuk diungkapkan dalam bentuk operasional yang dapat dievaluasi berdasarkan data yang didapatkan secara empiris.
  • Sebaiknya Hipotesis jangan mencerminkan unsur-unsur moral, nilai-nilai atau sikap.

Jenis-jenis hipotesis ada tiga, diantaranya adalah:
1. Hipotesis yang menyatakan adanya kesamaan-kesamaan dalam dunia empiris
Hipotesis jenis ini berkaitan dengan pernyataan-pernyataan yang bersifat umum yang kebenarannya diakui oleh orang banyak pada umumnya.
Contohnya:
“orang jawa halus budinya dan sikapnya lemah lembut”, “jika ada bunyi hewan tenggeret maka musim kemarau mulai tiba, “ jika hujan kota Jakarta Banjir”. Kebenaran-kebenaran umum seperti di atas yang sudah diketahui oleh orang banyak pada umumnya, jika diuji secara ilmiah belum tentu benar.

2. Hipotesis yang berkenaan dengan model ideal
Pada kenyataannya dunia ini sangat kompleks, maka untuk mempelajari kekomplesitasan dunia tersebut kita memerlukan bantuan filsafat, metode, tipe-tipe yang ada.
Pengetahuan mengenai otoriterisme akan membantu kita memahami, misalnya dalam dunia kepemimpinan, hubungan ayah dalam mendidik anaknya. Pengetahuan mengenai ide nativisme akan membantu kita memahami munculnya seorang pemimpin.


3. Hipotesis yang digunakan untuk mencari hubungan antar variable
Hipotesis ini merumuskan hubungan antar dua atau lebih variable-variabel yang diteliti.
Dalam menyusun hipotesisnya, peneliti harus dapat mengetahui variabel mana yang mempengaruhi variable lainnya sehingga variable tersebut berubah.

Menurut bentuknya, hipotesis dirumuskan menjadi tiga yaitu:
1. Hipotesis Penelitian atau Kerja
Hipotesis penelitian merupakan anggapan dasar peneliti terhadap suatu masalah yang sedang dikaji. Dalam hipotesis ini peneliti menganggap benar hipotesisnya yang kemudian akan dibuktikan secara empiris melalui pengujian hipotesis dengan mempergunakan data yang diperolehnya selama melakukan penelitian.
Misalnya: Ada hubungan antara krisis ekonomi dengan jumlah orang stress

2. Hipotesis Operasional
Hipotesis operasional merupakan hipotesis yang bersifat obyektif. Artinya peneliti merumuskan hipotesis tidak semata-mata berdasarkan anggapan dasarnya, tetapi juga berdasarkan obyektifitasnya, bahwa hipotesis penelitian yang dibuat belum tentu benar setelah diuji dengan menggunakan data yang ada. Untuk itu peneliti memerlukan hipotesis pembanding yang bersifat obyektif dan netral atau secara teknis disebut hipotesis nol (H0).
H0 digunakan untuk memberikan keseimbangan pada hipotesis penelitian karena peneliti meyakini dalam pengujian nanti benar atau salahnya hipotesis penelitian tergantung dari bukti-bukti yang diperolehnya selama melakukan penelitian.
Contoh: H0: Tidak ada hubungan antara krisis ekonomi dengan jumlah orang stress.

3. Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik merupakan jenis hipotesis yang dirumuskan dalam bentuk notasi statistik. Hipotesis ini dirumuskan berdasarkan pengamatan peneliti terhadap populasi dalam bentuk angka-angka (kuantitatif).
Misalnya: H0: r = 0; atau H0: p = 0

Cara merumuskan hipotesis ada beberapa tahapan, yaitu:
1. Rumuskan Hipotesis Penelitian,
Hipotesis penelitian ialah Hipotesis yang kita buat dan dinyatakan dalam bentuk kalimat.
2. Hipotesis Operasional,
Hipotesis operasional ialah mendefinisikan hipotesis secara operasional variable-variabel yang ada didalamnya agar dapat dioperasionalisasikan.

3. dan Hipotesis Statistik.
Hipotesis statistik ialah hipotesis operasional yang diterjemahkan kedalam bentuk angka-angka statistik sesuai dengan alat ukur yang dipilih oleh peneliti.



0 komentar :

Posting Komentar

Give hug to kuroi =.=v